Selasa, 12 Mei 2009

Di bawah ini ada beberapa foto gerhana bulan total 28 Agustus 2007 yang lalu hasil jepretan orang lain, yang aku ambil dari site bbc.co.uk.

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42639000/jpg/_42639541_lowredmoona.jpg
© Andrew Hutchinson

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42639000/jpg/_42639493_sequence.jpg
© George Lovely

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42638000/jpg/_42638231_franciswilliamsonalgarve.jpg

Di bawah ini ada beberapa foto gerhana bulan total 28 Agustus 2007 yang lalu hasil jepretan orang lain, yang aku ambil dari site bbc.co.uk.

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42639000/jpg/_42639541_lowredmoona.jpg
© Andrew Hutchinson

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42639000/jpg/_42639493_sequence.jpg
© George Lovely

http://newsimg.bbc.co.uk/media/images/42638000/jpg/_42638231_franciswilliamsonalgarve.jpg

Gimana Pelangi terbentuk?



Fenomena alam ini hanya muncul sehabis hujan. Begitu indah sehingga menginspirasi banyak lagu, dongeng, dan legenda. Tapi dari kacamata sains, pelangi sangat sederhana. Itu cuma fisika optik semata.

Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan.

Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.

Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.

Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.

Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.

Gempa dan tsunami

Jenis Bencana
Video File - Audio File - Document File
Gempa bumi

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan2 dan fasilitas umum lainnya.

Gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir. Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba2 sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan sumber kejadian gempa (R.Hoernes, 1878).





Setiap bencana alam selalu mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat, korban jiwa dan harta benda kerap melanda masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana. Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.

The planet Jupiter is 5.2 A.U. from the Sun on average, which corresponds to an orbital period of 11.9 Earth years. It is the most massive planet, being 318 times as massive as the Earth, and about 2 1/2 times the mass of all other planets combined.

Jupiter is massive because it has a large diameter (11.2 times that of Earth). Its density is only 1.33 g/cc, which is 1/4 that of Earth, and only slightly more than the 1 g/cc characteristic of water. This very low density compared with the terrestrial planets is because it is composed mostly of hydrogen and helium, in ratios similar to that found in stars (approximately 82% hydrogen and 17% helium by mass).

Furthermore, Jupiter is almost entirely gas and liquid. Therefore, Jupiter and the related planets Saturn, Uranus, and Neptune are sometimes called Gas Giants (these are also called the Jovian Planets, since Jove was another name for Jupiter). We guess that Jupiter probably has a small rocky core comparable in size to terrestrial planets and perhaps with a similar composition, but we have no direct evidence of this.

Because Jupiter is not solid its parts do not rotate at exactly the same velocity. However, measurements of the rotation of the magnetic field give a rotation period of 9 hours and 55 minutes. This rapid rotation and the gas and liquid structure give rise to a pronounced equatorial bulge that is evident in images such as the adjacent one.

As also indicated in the adjacent computer-enhanced image (Ref), the atmosphere has clouds with a colorful and complex structure. These features are partially associated with the effect of very high velocity winds in the Jovian atmosphere (as much as 900 km/hr).

It also has an large, complex, and very intense magnetic field, and has a system of 16 moons that is a kind of miniature Solar System unto itself. It has an internal heat source, since it emits more radiation than it receives. This is thought to be associated with residual heat left over from the formation of the planet. Finally, it even has a faint ring.